Kamis, 06 Januari 2011

Jurus Mudah Hemat BBM

Ketimbang bermuram durja di saat sulit sekarang, lebih baik melakukan langkah-langkah cerdas.  Salah satunya adalah menghemat pemakaian BBM, apapun mobil Anda, baik SUV bermesin 2000 cc ke atas, atau sedan 1500 cc.
Berikut kami berikan sejumlah kiat sederhana yang terbukti bisa menghemat BBM mobil.
1. Cara mengemudi:
Cara mengemudi merupakan faktor paling berpengaruh pada konsumsi BBM.  Mengemudilah dengan efektif dan halus.  Hindari menginjak pedal gas atau rem secara mendadak.  Kunci dari mengemudi hemat adalah melajukan mobil sekonstan mungkin.  Dari hasil tes kami, mengemudi dengan halus bisa menghemat pemakaian BBM antara 20-30% dibanding jika Anda mengemudi dengan cara agresif.
2. Lakukan servis teratur:
Servis mobil sesuai jadwal yang direkomendasi pabrik.  Membersihkan atau mengganti filter udara membuat mesin bisa 'bernapas ' lega.  Atau mengganti seluruh pelumas sehingga gesekan antar komponen bisa ditekan seminimal mungkin.  Servis berkala juga memastikan mesin mobil bekerja dengan perbandingan udara dan bensin yang tepat sehingga bisa mencegah pemborosan.
3. Bensin:
Gunakan bensin sesuai spesifikasi yang ditentukan.  Meski harga per liternya lebih murah, tes kami membuktikan penggunaan bensin dengan spesifikasi di bawah standar bisa membuat mobil boros sampai 2 km/liter atau lebih.
4. Ban
Hal penting yang juga perlu mendapat perhatian. Pastikan tekanan angin selalu sesuai rekomendasi pabrik.  Ban kempis akan memperbesar gesekan, menghambat laju mobil dan memboroskan BBM.  Selain itu ban kempis juga lebih panas dan memperbesar resiko meletus.
5. Kurangi bobot kendaraan:
Semakin ringan bobot kendaraan, mesinpun bekerja lebih ringan.  Nah, bagi Anda yang gemar memasang aksesori tambahan misalnya bull bar, lampu tambahan, sound system ekstrem, sebaiknya istirahatkan sementara untuk penghematan BBM.  Begitu pula dengan barang bawaan yang tanpa sadar tidak diperlukan saat berkendara.  Sebut saja alat perawatan kendaraan seperti dongkrak buaya atau setumpuk majalah yang memiliki bobot cukup berat.
6. Bagasi atap:
Saat diperlukan memang kadang Anda perlu menggunakan bagasi atap.  Tapi dalam kondisi normal, singkirkan roof rack atau roof box dari atap mobil, agar Anda tak perlu membayar pemborosan BBM.
7. Pemilihan rute:
Pilihlah rute terpendek atau tak macet.  Ada baiknya juga berjalan di waktu lengang yang sedikit kemacetan.  Ingat, ketika mobil berhenti konsumsi BBM-nya adalah 0 km/liter.


Cara Pintar Hemat BBM
Tiap kali pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm), media otomotif mencoba memberi tips irit konsumsi bbm. Solusi yang mereka tawarkan macam-macam. Ada yang memfokuskan pada penggunaan teknologi. Ada pula yang menekankan pada gaya berkendara. Salah satu tips menarik dan lengkap sempat astraworld.com temukan di Isuzu News edisi Juli-Agustus 2005.
Berikut cara yang disarankan di media itu:
1. Jangan memanaskan mesin terlalu lama. Hal ini sering terjadi ketika Anda bersiap untuk pergi, misalnya berangkat kerja. Sambil memanaskan mobil, terkadang Anda juga menyempatkan diri untuk melakukan aktifitas lain. Secara tidak sadar, Anda sudah memanaskan mesin cukup lama dan mengakibatkan pemborosan BBM. Memanaskan mesin mobil, sebenarnya hanya membutuhkan waktu 3 menit saja. Atau, ketika jarum penunjuk suhu mesin sudah mulai bergerak. Itu berarti Anda sudah bisa menggunakan mobil.

2. Jika Anda ingin melajukan mobil lebih cepat, setelah pedal gas ditekan sedikit, langsung saja pindahkan gigi ke posisi yang lebih tinggi. Jangan tunggu sampai putaran mesin naik. Dengan melakukan hal ini saja, Anda sudah bisa menghemat konsumsi bahan bakar sebanyak 5-10 %;
3. Jika Anda terpaksa menekan pedal gas cukup dalam, usahakan tidak lebih dari 80%. Manfaatkan gaya dorong mobil untuk melakukan percepatan saat Anda ingin melajukan mobil lebih cepat;
4. Gunakan gigi yang paling tinggi ketika Anda sedang melaju cepat di jalan tol. Dengan begitu, putaran mesin pun akan tetap rendah, dan pemakaian bahan bakar pun bisa lebih dihemat;
5. Jika Anda sedang melaju di jalur yang cukup lowong, misalnya di jalan tol, usahakan kecepatan mobil berada di sekitar 70 km/jam. Ini adalah kecepatan yang paling pas dan terhitung ekonomis. Jika Anda melebihi kecepatan tersebut, putaran mesin akan meninggi, dan konsumsi bahan bakar akan semakin boros;
6. Sebisa mungkin, lajukanlah mobil dengan kecepatan konstan. Jangan terlalu sering menekan pedal gas dan melakukan pengereman secara tiba-tiba;
7. Saat memperlambat atau menghentikan laju kendaraan, manfaatkanlah pengurangan kecepatan dengan mesin (engine brake). Angkat pedal perlahan, dan putaran mesin pun akan ikut berkurang.
8. Selain cara-cara di atas, penggunaan aksesoris eksterior yang aerodinamis pun bisa berguna dalam proses penghematan BBM. Itu karena tenaga yang dihasilkan mesin digunakan untuk mengatasi hambatan (yang antara lain adalah angin).
9. Secara langsung, hambatan angin memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pengkonsumsian bahan bakar (jika kendaraan sering dilajukan dengan kecepatan tinggi). Semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka hambatan angin pun akan semakin besar. Nilai hambatan pun akan semakin bertambah bila terjadi hujan. Untuk itu mobil Anda memerlukan perangkat aerodinasmi, seperti deflektor udara di bagian atap (untuk mobil box) atau mungkin bumper tambahan di bagian depan.
10. Penggunaan deflektor udara dapat mengemat konsumsi bahan bakar dari 5-10%. Sedangkan penggunaan bumper depan dapat menghemat konsumsi bahan bakar sebanyak 2-4%.
11. Penggunaan onderdil asli dan perawatan secara rutin juga merupakan cara terbaik dalam menghemat pemakaian bahan bakar. Onderdil asli yang dikeluarkan oleh produsen sebuah kendaraan sudah memiliki perhitungan yang sangat tepat. Untuk itu, jangan sekali-kali coba memakai onderdil palsu. Bisa jadi, mesin mobil Anda pun akan cepat aus dan pemborosan bahan bakar pun tak terhindarkan.   


Konfigurasi mesin empat silinder segaris lebih hemat dari V6 ataupun V8 yang peformanya jauh lebih baik. (lagian, buat apa cari mobil yang bisa ngebut di Jakarta bila kecepatan jelajah rata-rata hanya 8 km/jam, jauh lebih kecil dari rata-rata internasional, 12 km/jam ). Mobil yang ringan, kecil juga lebih bersahabat soal bensin.

+ Jangan memanaskan mesin terlalu lama

Kebiasaan memanaskan mesin itu baik, tapi jangan terlalu lama. Karena bensin yang terbakar itu tidak membawa anda kemana-mana. Lagipula mobil lebih cepat �panas� ketika dikendarai. Apalagi teknologi mobil sekarang tidak membutuhkan waktu pemanasan bermenit-menit. Jadi buat apa buang bensin dengan �ritual� pemanasan berlama-lama? (max. 5 - 10 menit saja)

+ Perlakukan mobil secara lembut

Jalankan mobil dengan lembut dan halus. Bawalah mobil ke kecepatan ideal/jelajah dengan cepat tapi jangan kasar. Usahakan untuk stabil di kecepatan itu. Ini akan menghemat bensin. Hindari kebiasaan ngebut dan ngerem berulang-ulang. Menurut Environmental Protection Agency USA, kecepatan paling ekonomis berkisar 40 km/jam hingga 100 km/jam. Menjalankan mobil dengan lembut, bukan saja menghemat bensin tapi juga memperpanjang umur mesin, transmisi dan rem.

+ Hati-hati dengan roof rack

Mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa menempatkan barang di roof rack akan menyebabkan bensin mejadi lebih boros. Kenyataannya terganggunya aliran udara akibat penempatan barang itu menyebabkan mesin harus bekerja lebih keras dan ini berarti bensin lebih banyak. Bila dilengkapi AC, biasakan untuk menutup semua jendela, karena jendela yang terbuka akan mengganggu aliran udara dan menciptakan hambatan baru.

+ Pakai bahan bakar rekomendasi pabrik

Kalau mobil anda dirancang untuk memakai premium, ya beli premium. Membeli bensin yang lebih mahal tidak memberi keuntungan yang signifikan. Hanya saja, hati-hati dengan premium bertimbal yang masih saja dijual Pertamina. Bensin ini cenderung menghasilkan timbunan kerak di ruang bakar dalam jangka panjang.

+ Rawat teratur

Kebiasaan merawat mobil termasuk ganti oli secara reguler pada akhirnya akan menekan biaya operasional, karena mobil beroperasi dalam kondisi puncak dan jarang rusak. Mesin yang tidak di tune up menyerap bensin 10 � 20 persen lebih banyak dari yang rajin dirawat. Mesin-mesin modern yang dikontrol komputer memang tidak membutuhkan tune up sesering mesin lama, tapi tetap harus dirawat. Pastikan mobil dirawat sesuai jadwal yang ada pada buku manual. Bertindak sigap ketika mendengar atau merasakan suara, getaran dan bau yang berbeda, akan banyak membantu mengurangi risiko kantong kering.

+ Tidak harus bengkel resmi

Dealer resmi tentu dilengkapi dengan peralatan modern dan berpengalaman memperbaiki mobil produksinya. Tapi bengkel resmi biasanya lebih mahal dari bengkel biasa. Jadi ada baiknya mencari bengkel biasa dengan mekanik berpengalaman dan profesional untuk melakukan perawatan rutin mobil anda. Sedangkan pada kasus-kasus tertentu yang tergolong sulit dan jarang terjadi, lebih baik manfaatkan bengkel resmi. Biasakan menyimpan catatan perawatan mobil setiap kali mobil masuk bengkel. Catatan ini akan sangat berguna kelak bila mobil akan dijual kembali.

+ Periksa ban mobil

Seringkali pengendara lalai memeriksa ban mobil. Padahal ban yang kurang tekanan anginnya membutuhkan energi lebih besar untuk menggulirkannya, selain lebih cepat aus. Cek ban minimal sebulan sekali pada kondisi dingin. Tekanan yang direkomendasikan biasanya tertera di buku manual ataupun di bagian dalam mobil. Kebiasaan ini akan memperpanjang umur ban yang sekarang mahal harganya.


+ Sabuk pengaman bukan hiasan

Manfaatkan sabuk pengaman, karena perangkat ini terbukti memberikan perlindungan optimal ketika terjadi benturan. Risiko cidera bisa dikurangi, demikian pula biaya perawatan rumah sakit.
 
 
      Tip's Hemat BBM
Macet boros, ngebut pun boros

Laporan Strategic Urban Road Infrastructure (SURIP) pada 1997 menunjukkan karakteristik transportasi perkotaan Indonesia dicirikan oleh kemacetan yang kian serius. Salah satu penyebabnya, perilaku mengemudi pemakai jalan yang tidak disiplin. Kemacetan ini memboroskan BBM senilai sekitar Rp 10 triliun/tahun. Itu baru tahun 1997, apalagi
sekarang dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan yang ada di jalanan, mungkin kita juga bisa melihat hal itu, berapa kali peningkatan jumlah kendaraan dari tahun ke tahun ?

Dalam kemacetan, sekitar 20% waktu kerja mesin dihabiskan dalam 0 km/jam alias berhenti. Berhenti dengan mesin hidup sama artinya dengan membuang BBM, karena ranmor (kendaraan bermotor) sedang kehilangan fungsinya sebagai alat transportasi.

Ketika kendaraan mulai diakselerasi (digas), mesin harus mengatasi gaya inersia yang timbul akibat percepatan dengan cara membakar BBM ekstra.Baru beberapa meter bergerak, ranmon sudah harus direm (deselerasi) hingga berhenti kembali. Ketika menginjak pedal rem, pedal gas tentunya dilepas.Pada waktu itulah sejumlah BBM yang telanjur meninggalkan tangki BBM tidak akan terbakar dan terbuang percuma.

Anggapan bahwa konsumsi BBM pada keadaan macet lebih boros ketimbang saat melaju pada kecepatan tinggi tidaklah benar.

Dalam dunia aerodinamika dikenal istilah hambatan angin (Ra). Makin kencang kendaraan dipacu, Ra yang harus dilawan mesin ranmor juga naik. Akibatnya terjadi konsumsi BBM ekstra. Gangguan Ra ini mulai terasa pada
kecepatan 60 Km/jam ke atas. Pada kecepatan 80 km/jam, diperlukan ekstra 15% BBM untuk melawan Ra. BBM ekstra ini meningkat lagi bila kecepatan mencapai 100 km/jam, yakni sebesar 35%.

Putaran mesin optimum

Lalu, bagaimana cara berkendaraan yang hemat BBM? Sebaiknya kita juga menjaga agar mesin berada pada putaran optimum untuk mencapai kecepatan yang layak.

Penjelasan teknisnya begini. Ambil contoh mobil yang digunakan bermesin 4 tak 4 silinder. Mesin ini memerlukan 4 langkah untuk mencapai 1 siklus mesin, yakni langkah isap (campuran O2 dan BBM masuk silinder), kompresi, ekspansi, dan buang. Dalam satu siklus, BBM dikonsumsi tiap silinder hanya pada langkah isap. Kalau sekali langkah isap membutuhkan 1 tetes BBM, maka mesin 4 silinder mengkonsumsi 4 tetes BBM/siklus.

Pada mesin tadi tiap siklus diselesaikan dalam 2 putaran (720o). Andai mesin bekerja pada putaran 2.000 rpm (revolution per minute), sesungguhnya cuma terjadi 1.000 siklus per menit. Kalau tiap siklus BBM yang dikonsumsi 4 tetes, maka dalam 1 menit mesin menghabiskan 4.000 tetes (1.000 x 4 tetes) BBM. Kalau putaran ditingkatkan menjadi 4.000 rpm., bahan bakar yang dibakar bertambah menjadi 8.000 tetes.  Jadi, semakin tinggi putaran mesin, semakin banyak pula konsumsi BBM-nya.

Jumlah silinder juga berpengaruh pada konsumsi BBM. Pada mesin 4 tak 6 silinder misalnya, konsumsi BBM-nya akan menjadi 6 tetes/siklus. Pada putaran 2.000 rpm., mesin memerlukan bahan bakar 6.000 tetes/menit (1.000 x 6 tetes). Jika putarannya naik menjadi 4.000 rpm., bahan bakar yang dikonsumsi menjadi 12.000 tetes/menit.

Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi BBM adalah volume silinder.  Secara umum, mesin berkapasitas silinder kecil lebih irit ketimbang yang berkapasitas silinder besar. Untuk mesin 1.300 cc misalnya, volume satu tetes BBM mungkin cuma 0,1 ml. Sementara pada mesin 2.000 cc, 1 tetes BBM barangkali bisa mencapai volume 0,2 ml. Jadi, jika kedua mesin sama-sama bekerja pada 2.000 rpm., mesin 4 tak 1.300 silinder hanya mengkonsumsi 0,4 l dan mesin 4 tak 2.000 cc menghabiskan 0,8 l BBM.

Dari ketiga faktor tadi, jumlah silinder dan kapasitas mesin tidak bisa diubah. Satu-satunya variabel yang bisa dikendalikan adalah putaran mesin. Karena itu, upaya penghematan BBM saat mengemudi bisa dilakukan dengan cara mencapai putaran optimum.

Semua kendaraan memiliki putaran optimum, yakni putaran di mana efisiensi pembakaran BBM maksimal sehingga mesin mampu menghasilkan daya dan torsi maksimum. Tinggi rendahnya putaran optimum tadi beragam.  Umumnya ada dalam kisaran 4.000 - 6.000 rpm..

Memang, untuk operasi perkotaan, mesin hampir tak pernah terpaksa menyediakan tenaga maksimum. Medan lalu lintas perkotaan umumnya datar dan beraspal, cukup ramah bagi kendaraan bermotor. Logikanya, jika mesin memang tak perlu menyediakan tenaga maksimum, putaran mesin yang tinggi tak terlalu diperlukan. Pengendara bisa mengendalikan mesin pada putaran secukupnya walaupun tidak memperoleh tenaga maksimal. Toh, dengan tenaga
tidak maksimum pun medan lalu lintas perkotaan tetap dapat diatasi.  Konsumsi BBM bisa dibuat hemat.

Berdasarkan latar belakang teknis di atas, ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk menghemat BBM saat mengemudi. Upaya itu adalah:

1. Pastikan tak ada kebocoran pada tangki, pompa, dan pipa saluran BBM agar tak ada BBM yang terbuang percuma. Caranya, dengan memeriksa sambungan las, seal, dan kekencangan baut yang ada.

2. Sesuaikan tekanan ban dengan standar yang direkomendasikan pabrik.  Biasanya tabel tekanan ban tertera di bagian dalam pintu depan kanan mobil. Kita biasakan untuk menambah tekanan ban 1-2 psi di atas standar agar ban tidak segera mencapai tekanan di bawah standar. Langkah ini dapat menghemat BBM hingga 10%.

3. Terutama di dalam kota, jalankan ranmor dengan nyaman pada kecepatan 35 - 60 km/jam untuk meminimalkan efek Ra.

4. Sebisa mungkin operasikan mesin pada putaran relatif rendah (di bawah 2.500 r.p.m.). Juga kita sesuaikan posisi gigi transmisi dengan kecepatan. Jangan memaksa mesin bekerja pada putaran tinggi terlalu lama.

5. Hindari akselerasi-deselerasi mendadak. Sedapat mungkin percepat dan perlambat ranmor secara berangsur, tidak tiba-tiba.

6. Tinggalkan kebiasaan membawa beban terlalu berat yang sebenarnya tidak berguna. Beban terlalu berat membutuhkan kerja ekstra mesin yang berarti BBM ekstra pula.

Adapun Tips khusus untuk rekan-rekan yang mengendarai sepeda motor yaitu:

1.Pastikan efisiensi kerja mesin tetep terjaga, jadi BBM tetep irit dan umur sparepart lebih panjang

2.Jangan ngebut, karena konsumsi bensin akan langsung tersedot, jaga kecepatan konstan sesuai gigi yang dipakai.

3.Jangan sering stop & go, alias mengendurkan gas dan menggebernya kembali karena ketika tarikan awal mesin membutuhkan banyak bensin.

4.Hindari sering main gas dan memainkan rem (bentar-bentar injak rem)

5.Pakai gigi sesuai kecepatan agar bensin tidak terkuras sia sia.

6.Jika tikungan, gunakan gigi yang lebih rendah (engine brake), namun jika sudah melewati tikungan jangan menarik gas terlalu besar

7.Pilih BBM di pom bensin yang bersih, alias tidak oplosan

8.Jaga kondisi ban jangan sampai kempes agar perputaran roda nggak berat.


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar